Friday, December 30, 2011
..uang..
..santai.ajah..
..tanyaku.pada.bambu..
Tuesday, December 27, 2011
..r.i.m.b.a..a.m.o.n.i.o.t.i.k..
Beberapa hari lagi sebelum kehadiran mu, atau bahkan beberapa jam? aku tak persis tahu. Banyak yang ingin aku ucapkan, tapi sepertinya kau yang sudah tahu. Sekian lama kita bernapas bersama, bergerak bersama, merasa bersama. Kau begitu dekat bahkan bersatu dengan tubuh ku, tapi tetap saja, disini aku menanti kehadiran mu. Perjalanan mu kelak hanyalah dari perut ku menuju dekapan ku. Namun itulah perjalanan yang akan mengubah kita berdua. Mengubah dunia.
Saat kau tiba, aka tak lagi menjadi manusia yang sama. Dan kau juga akan melihat dunia yang berbeda. Selapis kulit saja tabir yang membatasi kita, tapi sungguh berkuasa.
Perjalanan mu, kata kau dulu adalah perjalanan yang akan mengingatkan mereka yang lupa. Termasuk aku. Keterpisahan adalah ilusi. dunia jasad dan dunia roh, dunia materi dan dunia energi; hanyalah dua sisi dari koin yang sama. Hidup tak pernah berakhir mati. Hidup hanya berganti wujud. Dan sepanjang perjalanan bernama hidup, kau dan aku, kita semua, hanya berjalan menembusi satu tabir iru saja. Membolak balik koin yang sama. Menyebrangi selapis kulit dan daging sebagaimana yang membatasi kita kini.
Kau datang dalam segala kegenapan mu. Kau datang, bahkan sudah dengan nama. Kau datang dengan segala pelajaran dan kebijaksanaan. Namun kau akan sejenak lupa, begitu kata mu dulu. Sama seperti kita semua yang dibuat lupa saat menyebrangi tabir itu. Tolong ingatkan aku, pinta mu. Aku memilih mu karena kita pernah sama-sama berjanji pada satu sam alain, lanjutmu lagi. Saat kita berdua masih sama-sama ingat. Saat kita berdua masih sama-sama di sisi lain dari koin.
Sembilan bulan ini mereka bilang aku tengah mengandungmu. Aku ingin bilang, mereka salah. Kamulah yang mengandungku. Seorang Ibu yang mengandung anak di rahim sesungguhnya sedang berada dalam rahim yang lebih besar lagi. Dalam rahim itu, sang Ibu dibentuk dan ditempa. Embrio kecil itu mengemudikan hati, tubuh dan hidupnya.
Friday, December 23, 2011
Friday, December 9, 2011
Monday, December 5, 2011
Sunday, December 4, 2011
..i love dad..
Di Jumat pagi, tiba-tiba ada petugas di apartment gue yang mengantar sepucuk surat. Sambil mengucapkan terima kasih, gue baca bagian depan amplop surat itu, tertulis nama lengkap gue, Raka Aditya. Tulisan tangan di amplop tersebut adalah tulisan papa yang gue kenal banget, tulisan miring gaya jaman dulu dan hampir mirip dengan tulisan teks proklamasi nya Bapak Soekarno. Begitu gue balik amplop nya dan benar tertulis nama pengirim nya adalah nama papa.
Sambil duduk di sofa ruang utama, gue buka surat itu, hanya satu lembar kertas dan isi nya singkat saja, papa hanya minta gue pulang karena dia mau bertemu.
Singkat cerita, papa mengharapkan agar gue bisa datang hari Sabtu besok. Ragu sekali gue untuk datang, terlebih sudah 5 tahun tidak pernah berkomunikasi dengan papa. “Apa ya yang papa ingin bicarakan ke gue?”
Sedikit sekali petugas rumah sakit di hari Sabtu ini, selain itu juga bertepatan dengan jam makan siang karyawan dan waktu besuk pasien. Jadi lebih banyak keluarga pasien yang hilir mudik di hall dan lorong rumah sakit dibandingkan petugasnya.
Sesampai nya di ujung lorong, terdapat kamar di sebelah kiri yang kebetulan pintu nya terbuka, karena terbuka maka gue kesulitan untuk liat nomor kamarnya sehingga gue perlu mendekatkan diri ke arah pintu.
Saat sudah berdiri di depan pintu, gue liat nomor kamarnya berbeda dengan nomor kamar papa dan baru saja gue berbalik badan untuk meninggalkan kamar tersebut tiba-tiba terdengar suara panggilan dari arah dalam kamar, suara pria tua bercampur dengan batuknya, “Siapakah itu? masuk saja langsung ke dalam”.
Akhirnya gue masuk dan berdiri di depan pria tua yang telah memanggil gue. Itu bukan wajah papa, bukan badan papa. “wah salah kamar nih gue”, pikir gue dalam hati. Namun pria tua itu mempersilahkan gue duduk di sampaing tempat tidurnya. “Terima kasih sudah mau datang”, kata nya.
Ini sangat aneh, karena gue gak kenal pria tua ini dan saat itu gue langsung merasa kasihan dengan kondisinya, terdapat 1 botol infus dan 1 botol cairan merah yang disambungkan ke lengan kanan dan kirinya. Terdapat penopang pada bagian belakang kepalanya mungkin dikarenakan lama nya proses perawatan sehingga penopang ini dipasang. Mata nya tertutup dan hanya mulutnya saja yang lancar berbicara.
Pria tua ini berbicara mengenai sudah lama menunggu kedatangan anaknya, berbicara mengenai keluarganya yang sudah tidak mau menjenguknya dikarenakan sakit yang berkepanjangan dan beban biaya yang meningkat mahal. Pria tua ini bilang kalau sudah hampir 2 bulan berada di rumah sakit dan penyakitnya tak kunjung sembuh, putus asa rasanya mengalami sakit ini dan tidak adanya dukungandari keluarga. Satu-satunya yang dia harapkan datang adalah anak nya yang sudah berjanji akan datang namun belum terlihat sampai hari ini.
“Halo Dokter, pasien kamar 127 telah meninggal semua pengecekan telah saya lakukan dan denyut jantung nya telah berhenti, saya akan segera melakukan prosedur selanjutnya”, begitulah dia menyampaikan informasi melalui telepon di kamar ke Dokter jaga.
Sesampainya di kamar papa, hanya adik gue Raisa yang ada dan kaget melihat gue datang berlari dan langsung berdiri di depan tempat tidur papa, mencium kening papa, mencium pipi kanan dan kiri papa, sambil memegang tangan kanan papa, gue cium tangan tersebut dan meminta maaf atas kesalahan gue, papa hanya tersenyum dan bilang, “papa juga minta maaf sama Raka ya”. Sejuk rasanya mendengarkan kata-kata papa, senang mendengarkan kata-kata papa setelah 5 tahun ini.
Siang ini gue berada di pemakaman papa bersama Raisa dan keluarga dekat. Papa telah meninggal semalam. Raisa bilang, “wajah papa tidak pernah seceria ini, senyum nya masih ada sampai saat dimasukan kedalam kuburnya, papa sengaja menunggu Kaka pulang dan baru bisa pulang menemui mama”. Mata gue bersimbah air mata, sedih sekali dalam 3 hari ini mengalami hal seperti ini, namun ada kebahagian yang masih ada di dalam hati gue, masih sempat bertemu papa dan minta maaf.
Terima kasih Tuhan telah dipertemukan dengan pria tua sehingga rasa berkecamuk di hati, rasa ego pada diri gue langsung luluh dan berkesempatan untuk menghabiskan waktu bersama papa semalam.
Rabu, 17 Agustus 2011
Satu bulan sejak meninggal nya papa, gue sudah tinggal di Bandung bersama Raisa dan melanjutkan usaha rental papa. Gue berjanji akan menjalankan usaha ini terus agar selalu ingat dengan papa dan mama
Saturday, December 3, 2011
..from dream 1 billion dollar''
Thursday, December 1, 2011
..great book - great survival..
By Merry Riana,