Showing posts with label short story. Show all posts
Showing posts with label short story. Show all posts

Friday, December 30, 2011

..uang..

By unknown


Kisah uang Rp 1000 dan Rp 100.000: Uang Rp 1000 dan Rp 100.000 sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama dicetak dan diedarkan oleh dan dari Bank Indonesia... pada saat bersamaan mereka keluar dan berpisah dari Bank dan beredar dimasyarakat.


Empat bulan kemudian mereka bertemu lagi secara tdk sengaja di dalam dompet seorang pemuda. Kemudian diantara kedua uang tsb terjadilah percakapan yg Rp 100.000 bertanya kepada yang Rp 1000; "Kenapa badan kami begitu lusuk, kotor dan bau amis...?" dijawablah olehnya" karena aku begitu keluar dari Bank langsung ditangan orang-orang bawahan dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan ditangan pengemis"


Lalu Rp.1000.bertanya balik pada Rp 100.000; "Kenapa kamu kelihatan begitu baru, rapi dan masih bersih?" dijawabnya; "Karena begitu aku keluar dari Bank, langsung disambut perempuan cantik dan beredarnyapun di restauran mahal, di mall dan juga hotel-hotel berbintang serta keberadaanku selalu di jaga dan jarang keluar dari dompet"


lalu Rp 1000 bertanya lagi; "Pernahkah engkau mampir di tempat ibadah? "Dijawablah... "Belum pernah". Rp 1000 pun berkata lagi; "Ketahuilah walaupun keadaanku seperti ini adanya, setiap Jum'at /minggu aku selalu mampir di MESJID,GEREJA,KLENTENG,VIHARA dan ditangan anak-anak yatim, bahkan aku selalu bersyukur kepada Tuhan. Aku tidak dipandang manusia bukan sebuah nilai tapi yang dipandang adalah sebuah manfaat...


"Akhirnya menangislah uang Rp 100.000 karena merasa besar, hebat, tinggi tapi tdk begitu bermanfaat selama ini. jadi....Bukan seberapa besar penghasilan Anda, tapi seberapa bermanfaat penghasilan Anda itu.karena kekayaan bukanlah untuk kesombongan. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang selalu mensyukuri nikmat dan memberi manfaat untuk semesta alam serta dijauhkan dari sifat sombong....

Sunday, December 4, 2011

..i love dad..




By Sieben,





Jumat, 15 Juli 2011


Di Jumat pagi, tiba-tiba ada petugas di apartment gue yang mengantar sepucuk surat. Sambil mengucapkan terima kasih, gue baca bagian depan amplop surat itu, tertulis nama lengkap gue, Raka Aditya. Tulisan tangan di amplop tersebut adalah tulisan papa yang gue kenal banget, tulisan miring gaya jaman dulu dan hampir mirip dengan tulisan teks proklamasi nya Bapak Soekarno. Begitu gue balik amplop nya dan benar tertulis nama pengirim nya adalah nama papa.
Sambil duduk di sofa ruang utama, gue buka surat itu, hanya satu lembar kertas dan isi nya singkat saja, papa hanya minta gue pulang karena dia mau bertemu.


Gue harus cerita sedikit tentang gue, sudah hampir 5 tahun gue meninggalkan kota Bandung dan tinggal di Surabaya. Gue bekerja sebagai Finance Consultant di salah satu lembaga keuangan. Selama 5 tahun ini gue memberanikan diri untuk meninggalkan kota Bandung karena ketidakcocokan gue sama papa. Papa orang nya sangat keras dan perbedaan pendapat antara gue dan papa yang akhirnya membuat gue meninggalkan rumah saat selesai kuliah. Mama sudah tiada sejak 4 tahun lalu, karena faktor kesehatan dan mungkin akibat dari ribut nya gue dan papa. Adik gue masih tinggal bersama papa saat ini dan menemani papa.


Perbedaan pendapat antara gue dan papa sebenarnya karena papa ingin gue sebagai anak tertua untuk meneruskan usaha papa di rental mobil nya, namun semenjak awak kuliah gue sama sekali tidak tertarik untuk terjun ke usaha papa. Akhirnya karena perbedaan pendapat itu, gue memilih kerja di background yang sesuai kuliah gue dan pindah ke kota lain.


Singkat cerita, papa mengharapkan agar gue bisa datang hari Sabtu besok. Ragu sekali gue untuk datang, terlebih sudah 5 tahun tidak pernah berkomunikasi dengan papa. “Apa ya yang papa ingin bicarakan ke gue?”


Baru aja mau siap-siap mandi untuk berangkat ke kantor terdengar pesan di bb gue masuk, adik gue Raisa menuliskan pesan kalau bisa Sabtu besok ke Jakarta karena papa mau ketemu. Langsung gue balas, “memang nya ada apa”? agak lama menunggu balasan Raisa, akhirnya gue mandi dan bersiap-siap.


Setelah sudah menuju kantor, baru gue buka lagi pesan di bb gue, Raisa hanya bilang, “papa sedang sakit keras dan sudah 3 minggu di rumah sakit”, kaget sekali gue mendengarnya, memang selama 5 tahun ini gue mohon bicara dengan papa, setiap telpon atau sms papa tidak pernah gue respon. Akhirnya gue balas ke Raisa, “ok, besok akan ke Bandung dengan pesawat jam 8 pagi”. Raisa membalas dengan memberitahukan nama rumah sakit, nama dan nomor kamar tempat papa di rawat.



Sabtu, 16 Juli 2011


Jam 12 tepat gue sudah berada di depan rumah sakit di area Pasteur, untungnya penerbangan tidak mengalami delay dan perjalanan dengan mobil travel lancar selama di Tol Cipularang. Antara ragu harus masuk ke rumah sakit dan tidak tapi akhirnya gue memilih tetap masuk ke pintu gerbang yang memiliki ornamen-ornamen gedung Belanda. Bangunan tua yang kurang terawat namun masih merupakan rumah sakit yang banyak dikunjungi oleh masyarakat.


Sedikit sekali petugas rumah sakit di hari Sabtu ini, selain itu juga bertepatan dengan jam makan siang karyawan dan waktu besuk pasien. Jadi lebih banyak keluarga pasien yang hilir mudik di hall dan lorong rumah sakit dibandingkan petugasnya.


Minimnya petunjuk arah nama dan nomor kamar pasien, membuat gue sedikit bingung, mau nanya juga gak ada petugas yang terlihat. Akhirnya gue sampai ke lorong rumah sakit yang agak lebih sedikit pengunjung pasien nya, sambil berjalan gue melihat ke kiri dan ke kanan untuk melihat nama dan nomor kamar.


Sesampai nya di ujung lorong, terdapat kamar di sebelah kiri yang kebetulan pintu nya terbuka, karena terbuka maka gue kesulitan untuk liat nomor kamarnya sehingga gue perlu mendekatkan diri ke arah pintu.


Saat sudah berdiri di depan pintu, gue liat nomor kamarnya berbeda dengan nomor kamar papa dan baru saja gue berbalik badan untuk meninggalkan kamar tersebut tiba-tiba terdengar suara panggilan dari arah dalam kamar, suara pria tua bercampur dengan batuknya, “Siapakah itu? masuk saja langsung ke dalam”.


Akhirnya gue masuk dan berdiri di depan pria tua yang telah memanggil gue. Itu bukan wajah papa, bukan badan papa. “wah salah kamar nih gue”, pikir gue dalam hati. Namun pria tua itu mempersilahkan gue duduk di sampaing tempat tidurnya. “Terima kasih sudah mau datang”, kata nya.


Ini sangat aneh, karena gue gak kenal pria tua ini dan saat itu gue langsung merasa kasihan dengan kondisinya, terdapat 1 botol infus dan 1 botol cairan merah yang disambungkan ke lengan kanan dan kirinya. Terdapat penopang pada bagian belakang kepalanya mungkin dikarenakan lama nya proses perawatan sehingga penopang ini dipasang. Mata nya tertutup dan hanya mulutnya saja yang lancar berbicara.


Pria tua ini berbicara mengenai sudah lama menunggu kedatangan anaknya, berbicara mengenai keluarganya yang sudah tidak mau menjenguknya dikarenakan sakit yang berkepanjangan dan beban biaya yang meningkat mahal. Pria tua ini bilang kalau sudah hampir 2 bulan berada di rumah sakit dan penyakitnya tak kunjung sembuh, putus asa rasanya mengalami sakit ini dan tidak adanya dukungandari keluarga. Satu-satunya yang dia harapkan datang adalah anak nya yang sudah berjanji akan datang namun belum terlihat sampai hari ini.


Hampir 2 jam gue hanya duduk di samping tempat tidur pria tua ini dengan menjawab , “iya dan iya begitu seterusnya”. Sepertinya pria tua ini senang sekali dapat meceritakan semua kisah hidupnya, kisah sakit nya, kisah cinta nya dengan keluarga dan kisah tidak sakit hati dengan keluarga nya yang menghindar saat penyakit nya lama dan tak kunjung sembuh.



Pria tua ini bercerita, bahwa tadi malam dia berdoa terus menerus kepada Tuhan agar membukakan jalan ke anak nya sehingga bisa datang hari ini. Pria tua ini juga bilang, dia berdoa sampai pagi agar diberikan jalan yang terbaik untuk dapat meringankan beban keluarga dari penyakitnya ini.



Tak terasa ada setetes air mata yang keluar dari mata gue mendengarkan cerita pria tua ini, tak terasa gue seperti dapat masuk dan ikut dalam cerita nya, dalam penderitaan nya dan dalam keikhlasan di doa-doa nya. Lama gue terdiam menahan tetesan air mata yang berikut agar tidak diketahui oleh pria tua ini. Namun sepertinya pria tua ini mendengar juga kesedihan gue dan bilang, “Terima kasih kamu mau datang dan mendengarkan saya, doa saya semalam telah dikabulkan oleh Tuhan, Tuhan telah mengirimkan seorang yang baik sebagai penganti kehadiran anak saya, semoga Tuhan membalaskan kebaikan kamu”. Gue hanya bisa bilang iya lagi dan terdiam karena tidak tahu harus berespon seperti apa dengan pria tua ini.


Keheningan di kamar ini akhirnya terpecahkan dengan masuknya seorang perawat ke kamar, rupa nya dia agak terlambat untuk mencek ke kamar-kamar pasien. “maaf mas, hari ini kebetulan yang bertugas hanya 3 orang untuk di area ini sehingga saya baru bisa ke kamar ini, sebentar saya cek Ayahanda mas ya”.


Sambil duduk, gue memperhatikan perawat tersebut merapikan peralatan infus dan tabung yang satunya lagi. Dengan gerakan sigap dan cekatan dia melakukan pemeriksaan denyut jantung dan mata pria tua itu, sepertinya dia sedang memastikan tanda-tanda kehidupan pria tua itu.


“Halo Dokter, pasien kamar 127 telah meninggal semua pengecekan telah saya lakukan dan denyut jantung nya telah berhenti, saya akan segera melakukan prosedur selanjutnya”, begitulah dia menyampaikan informasi melalui telepon di kamar ke Dokter jaga.



Lalu suster ini berbicara, “Mas, ayo ikut saya untuk menandatangani dokumen laporan ke Dokter jaga ya”, lalu gue menjelaskan kalau gue bukan anggota keluarga pria tua ini, kebetulan saja gue salah masuk kamar, lalu gue tunjukan catatan kecil pada kertas, nama dan nomor kamar papa. “oke kalau begitu, Mas keluar kamar langsung belok kiri dan kiri lagi karena kamarnya berada di balik kamar ini”, begitu penjelasan si suster.



Sambil megucapkan terima kasih, gue lalu bergegas bahkan tanpa gue sadari gue mendapatkan diri gue berlari, lari yang sangat kencang seperti tidak ingin kehilangan waktu untuk menemukan kamar papa, melihat papa yang telah terbaring selama 3 minggu dan minta maaf ke papa atas kesalahan gue.


Sesampainya di kamar papa, hanya adik gue Raisa yang ada dan kaget melihat gue datang berlari dan langsung berdiri di depan tempat tidur papa, mencium kening papa, mencium pipi kanan dan kiri papa, sambil memegang tangan kanan papa, gue cium tangan tersebut dan meminta maaf atas kesalahan gue, papa hanya tersenyum dan bilang, “papa juga minta maaf sama Raka ya”. Sejuk rasanya mendengarkan kata-kata papa, senang mendengarkan kata-kata papa setelah 5 tahun ini.



Minggu Siang, 17 Juli 2011


Siang ini gue berada di pemakaman papa bersama Raisa dan keluarga dekat. Papa telah meninggal semalam. Raisa bilang, “wajah papa tidak pernah seceria ini, senyum nya masih ada sampai saat dimasukan kedalam kuburnya, papa sengaja menunggu Kaka pulang dan baru bisa pulang menemui mama”. Mata gue bersimbah air mata, sedih sekali dalam 3 hari ini mengalami hal seperti ini, namun ada kebahagian yang masih ada di dalam hati gue, masih sempat bertemu papa dan minta maaf.


Terima kasih Tuhan telah dipertemukan dengan pria tua sehingga rasa berkecamuk di hati, rasa ego pada diri gue langsung luluh dan berkesempatan untuk menghabiskan waktu bersama papa semalam.


Rabu, 17 Agustus 2011


Satu bulan sejak meninggal nya papa, gue sudah tinggal di Bandung bersama Raisa dan melanjutkan usaha rental papa. Gue berjanji akan menjalankan usaha ini terus agar selalu ingat dengan papa dan mama

Sunday, February 13, 2011

..petualangan dugi dan sahabat..

By sieben
Sahabat-sahabat gue ada 3, kita kebetulan dekat banget karena tinggalnya bertetanggaan di jalan Tanjung. Gue sendiri tinggal di rumah no. 97 sedangkan sahabat-sahabat gue tinggal di deretan rumah no 70an dan 80an, jadi gue yang rada jauh dari mereka semua. Cuma karena gue rumah nya diujung jalan jadi sering ngeliat sahabat-sahabat gue ini kalau lagi jalan atau pergi naik mobil jalan atau ke salon atau ke dokter.

Awalnya sih gue tidak terlalu dekat sama mereka semua, habis kita jarang ketemuan..ini juga baru sekitar 1 bulan lalu kita bisa ketemuan dan main bareng kalau sudah sore menjelang malam. Kita baru bisa keluar lewat pintu rahasia jadi tidak ketahuan dan palingan ketemuan sekalian tuker cerita atau ngetawain orang-orang yang lewat aja.

Oiya, sahabat gue yang tinggal di deretan rumah nomor 70 ada 2, nama nya Bono dan Brino. Bono jenis dugi Parson Jack Russel, warna dominan putih dan sedikit bercak coklat di bagian mata, punggung atas dan bagian ekor, dengan tinggi sekitar 36 cm. Kalau di dunia dugi si Bono ini termasuk dugi kecil *baca small dog*. Kalau Brino jenis dugi English Springer Spaniel, warnanya campuran putih coklat juga mirip si Bono, yah tingginya sekitar 45cm deh, mayan tinggi juga dan gesit. Satu lagi namanya Babor, nah si Babor yang tinggal nya di deretan rumah no 80an itu jenis dugi Rhodesian Ridgeback, dia lumayan tinggi sekitar 65cm dan semua warnanya coklat gitu, rada kaku tapi kadang suka bikin lucu.. Gue sendiri bernama Lemot, gue jenis dugi yang lumayan tidak jelas, tapi masih ada campuran German Wirehaired Pointer, yah ada Jermannya dikit sih dari mama gue walau mungkin papa gue nih yang rada kaga jelas. Badan gue warna coklat dan putih, tapi aneh nya disekeliling mata gue warna nya coklatnya lebih banyak. Jadi kalau lagi kumpul dan jalan berempat, ya yang paling kecil si Bono ini. Gue, Brino dan Babor termasuk jenis dugi besar *baca large dog*.

Kita berempat sepantaran umur nya jadi nya nyambung aja kalau ngobrol, dan akhir minggu lalu si Bono ngusulin agar kita pas hari minggu depan jalan berempat, kebetulan tuan-tuan kita lagi pada pergi keluar kota dan luar negeri...kalau kata para manusia, lagi long weekend karena ada hari Senin yang libur nasional. Biasa deh kalau kata para manusia mereka perlu gateaway untuk menghilangkan stres dan kejenuhan kerja hahaha...untungnya kita para dugi kaga perlu seperti itu...hidup kita lumayan santai, makan tersedia, dimandiin di salon, sore hari diajakn jalan-jalan keliling rumah, kalau sakit pasti dibawa ke dokter hewan...enak kan..tidak stres...”santai kaya di pantai” kalau kata si Bono.

Tapi tiba-tiba si Bono ini ngasih ide yang luar biasa, “kita harus jalan-jalan nih...bosen kalau di rumah terus..sekali-sekali harus cari tantangan”. Si Brino dan Babor sih oke-oke aja dia, mereka mau aja kalau diajak bertualang, lah mereka dari kecil juga jarang keluar rumah makanya mereka kaku gitu dan agak-agak kuper...galak aja cuma di dalam rumah..itu juga galak nya cuma sama abang bakso dan abang bakwan hehe biar disangka udah jaga rumah. Beda lah sama gue, gue itu pernah menggagalkan pencurian motor satpam tuan gue, waktu itu satpam gue lupa tutup pintu pagar eh ada orang yang mau ambil motornya pas dia ke belakang mau naro helm, langsung aja gue gonggong tuh orang..gagal deh pencurian...lumayan bermanfaat kan gue hehe

Akhirnya kita setuju untuk berkumpul lagi minggu depan di rumah Bono sehabis Subuh, kita mau berpetualang seharian dari pagi sampai Maghrib aja.

Hari ini sudah Minggu pagi, dari kemarin gue udah tidak sabar mau berpetualang sama Bono, Brino dan Babor. Aneh ya, kenapa kebanyakan nama dugi dimulai dari huruf B?? Untung gue beda, karena gue tidak mau disamain sama mereka...semua nama depan nya B hehe gue kan dugi Platinum, dugi kelas atas ;o) Si Babor yang pendiem kaku gitu dari tadi malam udah gongong terus...udah tidak sabar dia mau berpetualang pagi ini, untung aja tidak bikin curiga orang rumahnya...dia kan jarang gonggong gitu anaknya...aneh dia tuh tidak bisa menjaga rahasia..kalau terbongkar kan dia tidak bisa ikutan...jadi ya salah sendiri.

Kalau gue pas abis Adzan Subuh udah langsung menyelinap pas satpam rumah gue mau Sholat di mesjid depan, dia tidak tahu karena gerakan gue kan gesit dan cepat gitu, gue langsung lari dan udah tunggu di depan rumah Si Bono. Beberapa menit kemudian muncul deh si Brino, moncong dia basah gitu, ternyata dia baru abis minum susu, katanya, “buat siap-siap lah Bro, kan perjalanan kita bakal jauh hari ini”. Udah 5 menitan, si Babor belum muncul juga....kemana nih anak?? Bisa kesiangan kalau begini caranya...eh dari kejauhan ternyata dia lagi berlari ke arah kita...dan sambil ngos-ngosan dia bilang, “sori Bro Lem, Bro Bon dan Bro Bri, agak terlambat sedikit...masuk angin tadi malam tidur di ubin, jadi tadi pup bentar hehe, harap maklum!”. Si Bono nyaut, “halah Bro Bab, badan gede tapi sakit masuk angin, kaga gaya banget sih haha” Akhirnya gue, Bono dan Brino ketawain dia yang tampang nya masih mules gitu.

“yuk Bro, kita langsung jalan..dan berpetualang hari ini” ajak si Bono. Karena gue yang lebih sering diajak jalan-jalan sama tuan gue dibandingkan mereka, yah gue yang ditunjuk jadi tour guide hari ini. “pagi-pagi gini enaknya kita jalan ke taman gede di ujung jalan situ, lihat manusia olahraga pagi, gimana?”. 3 sahabat gue ini setuju aja, kita jalan menyusuri trotoar di sepanjang jalan Tanjung terus nyusurin kali di dekat situ.

Sambil jalan si Babor nanya, “Bro Lem, Bro Bon dan Bro Bab, katanya manusia kalau tinggal pasti di rumah ya? tapi ini kenapa banyak keluarga manusia tidur di gerobak ya? ada anak-anak dan istrinya pula”. Si Bono jawab, “Bro Bab, gue sih dulu pernah denger tuan gue bilang kalo di dunia manusia juga ada yang susah, ada yang miskin juga...nah kalu yang miskin mereka tidak punya rumah dan bisa tinggal di gerobak kaya mereka gitu...mereka biasanya ngumpulin barang-brang bekas dan sampah untuk dijual lagi dan hasil uang nya untuk hidup mereka”. Si Brino nyaut, “tragis ya Bro nasib manusia, di area kita tinggal ini banyak banget manusia kaya tapi termyata ada juga yang miskin dan tidur di gerobak”.

Kita akhirnya sampai di depan taman, banyak banget manusia yang pagi-pagi gini sudah mulai berolahraga...ada yang jalan pagi..ada yang lari-lari kecil mirip si Babor hehe...ada yang naik sepeda..wah sepeda warna warni gitu *baca : sepeda fiksi a.k.a sepeda tidak nyata*...ada yang senam...ada juga yang baru keluar dari hotel sebelah taman....ada yang lagi kumpul-kumpul di depan mini swalayan yang terang benderang lampu nya...mini swalayan nya pas di hook lampu merah. Si Babor bilang kalau dulu dia pernah diajak mampir sama tuannya pas malam-malam, tuanya bilang kalau toko itu buka 24 jam...tidak pernah tutup karena banyak juga manusia yang sekarang malam-malam kerja dan pulang pagi jadi kalau mau beli makan bisa di toko ini.

Kita masih jalan terus ke di sekitar taman, disini ada 2 lapangan basket, 2 lapangan futsal, ada juga taman Kodok tapi tidak ada kodok nya....dulu mungkin ada, ada tempat duduk untuk para manusia duduk-duduk, ada juga rumah kaca...aneh sih..rumah besar dari kaca tapi kosong dan tidak ada yang tinggal. Si Bono nyelutuk, “hei Bro Lem, Bro Bri dan Bro Bab, abis-abisin uang aja bangun beginian dan tidak jelas tujuannya” kita bertiga ketawa liat si Bono yang gaya nya sok tau gitu haha. “kecil-kecil sok tahu, gimana kalau besar ya” guman si Brino.

Terus gue ajak sahabat-sabahat gue nyusurin jalan terus ke arah sekolahan, sepertinya di sini ada sekolah dan gereja...minggu pagi ternyata sudah banyak manusia yang datang ke sini untuk beribadah. “seru juga ya hidup manusia Bro, ada yang berolahraga ada yang beribadah..beda dengan kita” kata si Babor. Babor ini saking senengnya berpetualang jadinya banyak omong sama kaya Bono, kadang nyebelin sih tapi jadi seru dan rame nih jalan-jalannya.

Akhirnya kita sampai di jalan di belakang hotel besar, “Bro, biasanya di sini rame banget kalau malam, para manusia suka jalan-jalan dan nongkrong disini, tuan gue sering beli CD jadul *baca : jaman dulu* di toko situ tuh..dia bilang kalau cari lagu-lagu jaman jadul pasti ada”, kata si Bono lagi.
Karena masih sepi akhirnya gue ajak jalan lagi sekitar 500m, di jalan ini banyak bule yang baru pulang dugem *baca : gaul malam hari*, mereka banyak tinggal di sepanjang jalan ini....agak ramai juga..bule-bule ini lagi minum kopi dan makan pagi, terus karena si Bono agak kecapean kita berhenti sebentar di sini. Eh, di sebelah si bule ada 2 bapak-bapak lagi ngobrol, bapak yang satu bilang, “nih loh tampang orang nya, udah ngambil uang negara tapi masih bisa keluar penjara, jalan-jalan, nonton tenis, dll...” sambil nunjukin foto di koran ke bapak yang satu lagi. Bapak yang satu lagi ngasih comment, “kalau mau ambil uang negara ya memang sekalian langsung yang banyak aja, jadi masih bisa beli kebebasan, jangan jadi yang kelas coro”. Si Babor karena agak lebih tinggi langsung ngasih tahu kita bertiga untuk lihat fotonya di koran. Si Babor bilang, “eh Bro Lem, Bro Bon dan Bro Bri, model rambut orang yang dibicarain di koran tuh mirip rambut Sheepdog Lowland Polish, mirip pake wig begitu ya..kacamataan pula...model rambut yang aneh...ini baru bebek kalah aneh sama nih orang hehehe”.

Eh ternyata ada cewe bule yang dari tadi merhatiin kita berempat duduk di depan cafe, dia lalu kasih beberapa hotdog untuk kita semua, mungkin dia keinget dugi di rumah nya.

Setelah kita selesai makan, gue ajak jalan lagi...tapi kali ini rada jauh gue ajak jalannya...karena gue pernah diajak jalan-jalan beberapa waktu lalu ke area ini. Sesampai di sini, si Babor bingung liat ada tiang tinggi banget di tengah-tengah taman, di ujung kaya ada bentuk api gitu, ternyata ramai banget di sini..biasalah para manusia yang berolahraga...terus kita lewatin juga rumah besar warna putih. Di sini si Bono dan Babor saling komentar, “Bro Bab, lihat deh tuh depan rumah yang besar itu...ada manusia yang berdiri tidak gerak-gerak”. Babor langsung jawab, “Bro Bon, itu petugas jaga kaya nya, gue sering liat di tv kalau tuan gue nonton...dia tugasnya jaga rumah besar itu...apalagi beberapa bulan lalu ada banyak manusia kumpul mau masuk ke rumah besar itu...petugas jaga itu panik dan manggil teman-temannya, alhasil petugas jaga yang datang lebih banyak dari manusia yang kumpul...seru lihat nya di tv...tapi kali ini kok sepi ya??”

Aneh nih Si Brino banyak diem nya, karena gue pengen tau gue tanya dia aja, “Bro Bri, elo kenapa banyak diem nya..kan harus nya berpetualang ini seru??”, “Bro Lem, sori saking excitednya gue jadi tidak bisa ngomong nih, sibuk liat kanan kiri, liat si Bono dan Si Babor berdebat...lucu deh pokoknya...lagi pula gue ngos-ngosan nih dah lama tidak jalan jauh hehe....tapi gue sih enjoy aja...kaga terlalu dipikirin cape nya”, sahut Si Brino.

Abis dari taman yang gede dan ada tiang tinggi itu, kita berempat sampai deh di sebuah taman yang ada patung orang dewasa dan anak kecil...kalau denger dari manusia-manusia dekat situ katanya patung petani sebagai simbol negara ini negara agraria.

Si Bono lari-larian dikejar sama Brino dan Babor di taman itu...keliling-keliling...maklum deh dugi kota juga jarang lihat taman gede banget..mirip-mirip kaya manusia disitu...taman bagus-bagus dibuat jadi tempat main bola sama mereka karena mereka mau cari lapangan udah tidak ada...semuanya udah jadi gedung kantor dan tempat belanja hehe.

Karena udah siang dan agak panas, akhirnya gue aja ke sebuah sekolah kristen dekat taman besar itu, ada kenalan tuan gue yang jadi kepala di di sekolah itu, istri nya sering datang berkunjung ke rumah kalau ada hari raya. Pas kita datang dan liat gue dari jauh..langsung deh dia samperin dan kasih kita minum dan makan. Nama ibu ini, Tante Beatrix...asli Indonesia Timur..dan kalau lagi bicara selalau nada tinggi dan gaya bicaranya ada bahasa negeri Belanda nya, sampai-sampai si Bono pikir tante ini marah sama dia tiap kali dia bicara....hehe Si Babor liat tante nya sampai mangap tuh...dia juga pikir nya dimarahin....tapi tante Beatrix ini baik lah..kalau tidak kita bisa kelaperan nih siang-siang gini malah panas begini *baca : melted*. Tante Beatrix bilang gini, “kalian harus makan dan minum banyak agar tidak dehidrasi....vergessen nicht viel essen und trinken”!!! si Bono, Brino dan Babor bengong gitu...kaga ngerti mereka...gue sih karena campuran German Wirehaired Pointer ngerti lah maksud si tante hehe...tapi gue low profile..kaga mau sombong anak nya.

Abis makan akhirnya kita lanjt jalan lagi, kali ini langsung lurus aja ke arah bangunan besar tapi atas nya bulat...Si Babor nanya, “Bro Lem, ini bangunan apa ya aneh begini...kalau tadi rumah kaca tapi kosong nah sekarang bangunan bulat begini kosong juga dan tak terawat”...belum sempet gue jawab si Bono langsung nyaut, “Bro Bab, kata nya manusia-manusia disini sih...kebetulan gue denger tukang parkir ngomong tadi...ini namanya tempat manusia kalau mau liat langit, bintang, matahari dan bulan”...aneh ya Bro Bab, napa kaga liat langsung ke atas aja ya Bro Bab...tuh ada matahari panas di atas..mpe bikin kita keringetan nih hehe”...Si Babor jawab, “bener Bro Bon, manusia kadang mikir nya kaga simple..dibuat ribet sendiri”.

Menjelang sore, kita akhirnya sampai di dekat sebuah tempat yang banyak lalu lalang kotak besar berisi manusia...banyak banget manusia yang ada di dalam kotak itu tapi ada juga yang berdiri dipinggir kotak itu...walau lagi berjalan kencang mereka tetap aja cuek dan santai kaya di pantai ngelantungan di kotak itu. Tiba-tiba kali ini si Brino ngomong, “eh Bro Lem, Bro Bon dan Bro Bab, lihat tuh masa banyak manusia di atas kotak duduk-duduk sambil kotak nya jalan....hebat ya manusia Bro....berani mati juga ya Bro” Si Bono yang sering nonton tv kalau di rumah langsung aja menjelaskan panjang lebar bla bla bla...yang inti nya “manusia-manusia yang duduk di atas itu cari gratisan naik kotak jalan cepat itu”...kita bertiga angguk-angguk kepala tanda kagum hehe

Sore nya sampai deh kita di area sekitar rumah...wah Si Babor dan Si Brino seneng banget ternyata petualangan hari ini tidak sampai malam, dah seneng dengan usulan Bono untuk buat jadwal petualangan lagi bulan depan. “tapi kali ini harus lebih jauh ya” kata Babor dan Brino. Si Bono cuma bilang gini, "ok Bro Bab dan Bro Bri, kita akan jalan-jalan lebih jauh lagi sekalian liat kehidupan manusia yang unik-unik ya"...kita bertiga angguk-angguk tanda setuju sama si Bro Bono.

Saturday, February 5, 2011

lovely19

Nama gue Katya, baru aja kembali ke Indonesia setelah gue nyelesain kuliah di Belanda. Gue ambil Master di bidang Hukum dan sempat magang di salah satu company disana. Balik ke Indonesia untuk bekerja untuk sebagian orang mungkin agak susah, tapi gue kebetulan sekali langsung diterima saat gue apply online ke salah satu Law Firm terkenal di Indonesia.

Lumayan lah akhirnya gue bisa mulai kerja, walau baru junior staff. Tapi dengan kerja di Law Firm ini, gue pasti banyak dapat pengalaman dan kenalan, senior-senior gue disini handle client-client besar baik local company dan foreign company yang punya representative office disini.

Awal nya pulang malam karena bekerja jadi beban buat gue karena beda banget dengan kuliah. Waktu kuliah gue gue juga sering begadang sih belajar dan baca buku-buku kuliah dan artikel mengenai Hukum dan kasus-kasus, kalau itu kan di kamar gue jadi gue cuek mau ngapain aja, tapi ini di kantor jadi suasananya beda aja. Gue juga sering banget pulang kantor jam 3 pagi berkutat dengan kerjaan di cubical gue yang terletak agak di pojok. Maklum deh karena masih junior staff dan masih baru, gue dapat cubical yang paling pojok dan jauh dari mana-mana. Cubical gue juga kebetulan tidak ada jendela yang bisa langsung lihat keluar kantor, jadinya gue hanya tau keadaan macet, hujan, panas dari twitter, bbm dan social network lainnya. Ya gitu deh agak-agak kuper di pojokan tapi tetep bisa terkoneksi dengan dunia luar dengan jaringan social network.

Minggu lalu gue sempet beli ipod, jadi kalau pulang malam atau selama kerja gue bisa dengerin lagu dan sambil konsen kerja. Oiya, benernya disamping cubical gue anak teman gue yang baru masuk juga, dia sudah 6 bulan disini tapi karena ada project yang harus dikerjakan di kantor client Law Firm gue, dia jadinya sering kerja di kantor client dan jarang banget ke kantor, palingan kalau lagi monthly reporting ke bos gue baru dia datang, itu juga sebentar terus langsung pergi lagi. Jadi lengkap deh gue, anak baru yang dipojokan kaga ada teman.
Cuma 2 hari lalu pas gue kebetulan lagi ada kerjaan dan harus selesai minggu depan, terpaksa deh gue harus ngerjain dan pulang agak pagi, yah sekitar jam 3an lewat deh. Tiba-tiba ada email masuk ke inbox gue, kalau liat alamat emailnya sih dari salah satu partner senior di sini, isi emailnya begini “halo Katya, still at office?” Aneh deh, selama 2 minggu kerja, gue cuma kenal beberapa orang disini, ini juga karena karyawan di sini lebih sering diluar kantor ke client, balik kantor juga sudah sibuk di ruangan masing-masing, pulang pagi dan bahkan kalau gue hitung-hitung gue cuma kenal dan sering ngobrol cuma 5 orang gitu.

Bos gue, Pak Michael lulusan Belanda juga dan gue sering banget denger nama dia dari beberapa dosen gue di sana, cum laude dan sempet diminta ngajar sama university nya, Mba Rini sekretarisnya dia, tapi mba Rini ini sih kalau jam 8 malam juga sudah pulang. Terus Pak Richard, senior partner yang ruangannya di sebelah Pak Michael karena suka ketemu kalau mau ke ruang Pak Michael. Si Tasya, junior staff kaya gue juga di cubical sebelah gue yang gue ceritain tadi dan Pa Edy, office boy di kantor ini, dia juga jam 8 malam juga sudah pulang. Kalau pas lunch time juga gue lebih sering makan dengan teman-teman gue yang kebetulan kantornya satu gedung atau dengan yang kantornya dekat sama kantor gue.

Aneh deh ini email, namanya Ramon...Ramon Espinosa nama lengkapnya. Kalau lihat namanya sih, bukan orang sini ya pastinya...orang Philiphine atau Amerika Latin nih...tapi gue sama sekali tidak pernah denger nama ini ya. Tapi bisa aja sih di kantor gue ada expatriate nya, soalnya gue sering liat beberapa orang bule, Philiphine dan singapore sering bolak balik di kantor ini, bisa jadi mereka expatriate yang di contract short term untuk beberapa kasus.

Akhirnya gue reply email nya, “yes, but will go home shortly” gue sengaja reply dengan singkat, soalnya gue tidak kenal jadi gue pakai kalimat singkat supaya email ini tidak berlanjut. Gue tunggu sampai beberapa menit tapi belum ada reply nya, akhirnya gue beresin semua perlengkapan gue, karena gue juga udah cape juga...gue masukin agenda, ipod, charger, dompet, bb ke tas dan pas baru mau matiin pc, tiba-tiba email gue di reply...”ok, take care”. Beneran aneh nih, singkat gitu email nya...udah ah besok aja gue liat lagi.

Gue berjalan nyusurin koridor kantor dan sambil iseng gue cek cubical dan ruangan yang masih ada orang nya....sebelah sisi kiri semua cubical sudah kosong, ada satu di pojok tapi ibu-ibu sih.....lewatin ruang meeting juga tidak ada orang....ruang Pak Michael dan Pak Richard juga kosong, seinget gue tadi siang gue denger Mba Rini sedang reserve hotel dan tiket untuk mereka berdua meeting di Singapore. Di sisi kanan juga tidak ada orang, ada 2 ruangan lagi kalau mau ke arah pintu keluar, isi nya cewe juga, dimana orang yang nama nya Ramon Espinosa ini ya??

Pas gue keluar cuma ada security aja, sambil nunggu lift, gue coba inget-inget lagi...alamat emailnya sih dari email kantor bukan dari external email atau private email, tapi yang di kantor kok cewe semua ya?? bingung....

Hari ini gue akhirnya ketemu sama client untuk pertama kali, biasanya gue hanya nerima dokumen terus gue buat summary, analisa dan cover dari sisi Hukum nya untuk bos gue, tapi kali ini client gue pengen ketemu langsung untuk nanya-nanya, apalagi bos gue lagi meeting di Singapore, jadi deh gue nemenin mereka untuk bahas ini itu. Meeting nya rada lama tapi akhirnya kelar juga, mereka puas dengan presentasi dan penjelasan gue....wah gue ngerasa sudah mirip partner senior yang bisa menyelesaikan sebuah case.

Sekarang gue sudah balik lagi ke cubical, pas gue liat inbox ada nama Ramon ini lagi. “apa ya kali ini isi emailnya? jadi penasaran” Gue klik inbox email nya dia ini, singkat bener...”good presentation, Katya!” Gila ini orang, gue kan tidak kenal dia....dan di ruangan itu kan cuma client gue dan gue...tidak orang lain yang di ruangan itu...tau dari mana gue bisa kasih presentation ke client??

Penasaran, gue akhirnya muter di ruangan kantor gue...ada beberapa cowo senior tapi yang gue tau nama-namanya bukan Ramon....di sisi yang lain juga banyakan cewe sih. Terus gue iseng ke meja nya Mba Rini, sekretaris nya Pak Michael, “halo mba, nanya dong mba...apa kantor kita ada cabang nya?”....si Mba Rini melonggo, “kantor cabang?...ya tidak ada....ya cuma ini...kenapa?” hmmm gue sekarang jadi bingung jawab nya, “eh tidak apa-apa mba, maaf” jawab gue sambil jalan ke cubical.

Sekarang gue sudah di meja gue, dan gue relpy emailnya, “thanks”. Lama gue tunggu belum ada reply nya....hmmm...gue beres-beres dulu deh, hari ini gue mau pulang cepat...gue mau ke gym...udah lama banget gue belum workout lagi. Begitu gue mau sign off pc, eh email gue di reply...”your welcome Katya, take care”. Sekali lagi gue berjalan di koridor kantor dan sambil liatin apakah ada yang namanya Ramon ini, tapi lagi-lagi tidak ada tuh.

Di mobil gue mikir, sebenar nya gue seneng sih dapat email–email ini, gue yang di kantor tidak ada teman, suasana kantor yang pada sibuk dan sangat individual...dapat email seperti ini seperti punya teman dan orang yang merhatiin gue....tapi siapa ya orang ini?? Sampai di gym, gue ambil kelas rpm, gue lagi males jogging hari ini, mending duduk sepedaan 1 jam..walau ternyata trainer nya energik banget..yang ada gue kecapean tapi bagus deh bisa workout..burn some calories abis ini mandi, pulang dan langsung tidur.

Hari ini di kantor tidak ada meeting, tapi gue musti menyiapakan dokumen dari client bos gue di Singapore. Hasil meeting kemarin ternyata client bos gue mau masuk ke Indonesia dan beli sebuah consumer goods yang cukup besar jaringannya di Indonesia dan mereka harus ikutan tender minggu depan. Pasti pulang malem lagi deh gue....aneh nya, kok gue sekarang malah nunggu-nunggu email si Ramon ini...iseng-iseng gue cuba seach di FB, gue ketik Ramon Espinosa..muncul tuh profile dia...cowo blasteran American – philiphine...handsome banget sih....ternyata dia kuliah di Ateneo University, master degree in Law International...ada beberapa foto dia yang pas main basket....masuk team basket Ateneo university dan sempat maen di Philiphine Amateur Basketball....Dia juga pernah magang di San Miguel Company, Purefood Company dan Law Firm Pineda and partners. Foto-foto nya lucu-lucu banget dan ada beberapa foto dengan anak-anak kantor gue. Bener kan, ternyata gue tidak salah...dia pasti anak kantor sini, tapi sudah 2 minggu gue tidak kenal dia kenapa dia email-email gue ya?? aneh!

Malamnya setelah seharian nyiapin dokumen, tiba-tiba ada email masuk di inbox gue...”halo Katya, still at office?” gue langsung jawab, “no...not yet, may i know you? Btw, lovely pics on your FB ;o)” dan dia reply, “you will know later Katya, anyway thanks for visiting my FB” hmm semakin penasaran gue sama si Ramon ini...

Pas jalan ke koridor, gue liat Pa Edi lagi bawa beberapa box kardus mover, sepertinya akan dikirim...gue sempat baca sekilas sih alamat kirim nya ke sebuah alamat di Philiphine..gue nanya ke Pak Edi, “malam-malam kirim barang ke mana Pak Edi”? “oh, ini mau dikirim ke Philiphine, karena ruangan yang dipojok dekat mesin fotocopy lagi mau dikosongin”, jawab Pak Edi. “oh...memang mau dikirim ke siapa?” tanya gue lagi. “semua barang-barang ini punya Bapak Ramon, karena Pak Ramon sudah tidak ada jadi Pak Michael menyuruh saya untuk mengirimkan nya ke alamat ini” jawab Pak Edi. “maksud nya tidak ada apa ya? apakah berhenti bekerja dan balik ke negara nya”? tanya saya cepat. “hmm non maaf, Pak Ramon sudah meninggal saat kembali liburan ke philiiphine, dia meninggal saat diving di Cebu” Pak Edi menjelaskan.

Gue kaget banget dengar penjelasan Pa Edi tadi, artinya selama ini yang email gue siapa? Kalau Ramon ini sudah meninggal artinya......gue sudah tidak bisa mikir lagi....gue buru-buru ke mobil dan langsung pulang.

Pagi ini gue ke kantor dengan perasaan aneh, seneng dapat email dari Ramon ini tapi kalau dia sudah meninggal kan ya serem aja. Gue buka pc gue dan gue liat email di inbox gue...ada email dari Ramon ini...”finally you knew it, please contact Kiara..lovely19” Apalagi ini...gue di suruh contact Kiara...lovely19...apa maksudnya?? Gue relpy email dia untuk jelasin maksudnya apa tapi tidak ada reply.

Setelah sudah 2 hari berlalu gue belum dapat reply email dia...sekarang hari Jumat, biasanya kalau Jumat di kantor gue sudah agak santai karena besok weekend....teman-teman di kantor banyak yang lunch agak jauh dan baru balik sore....tapi gue sudah berencana tidak mau kemana-mana....gue kepikiran terus sama email nya si Ramon ini...dan pengen cari info mengenai Kiara.

Lunch time, gue pesen makan untuk diantar ke kantor dan masih di meja gue untuk search FB nya Ramon ini...gue cari friend list nya dia yang namanya Kiara...setelah nyari-nyari..ah akhirnya gue dapat juga nih liat foto nya si Kiara.....loh kok si Kiara ini mirip gue banget...rambut...mata...badannnya..bahkan gaya pakaiannya mirip banget....ternyata mereka ini sering jalan kalau lihat foto-foto mereka...akhirnya gue add si Kiara ini...dan leave message kalau gue pengen kenal dan pengen ketemuan sama dia...gue jelasin kalau gue teman kerja nya Ramon di kantor.

Sore nya, si Kiara confirm FB gue...dan leave message kalau kantor dia tidak jauh dari kantor gue...dia bisa ketemuan di Cafe Coffee Corner sekitar jam 5 sore...dan dia juga kasih selular number nya.

Sore jam 4.30 gue udah nyampe di Cafe Coffe Corner, karena Jumat sore...banyak juga yang ngopi disini..mungkin sambil nunggu macet pikir gue...akhirnya gue pilih sofa yang agak di sudut menghadap gedung kantor gue...kalau di sudut pastinya nanti ngobrol juga tidak terganggu...gue sms Kiara dan kasih tau gue sudah di cafe, duduk di sudut pakai baju hitam.

Tepat jam 5, dia datang langsung mengenalkan diri...fresh banget tampang nya..dan bener-bener lovely...lovely?? kok seperti email nya Ramon ya....gila..ini cewe mirip gue banget...aneh!
Kiara cerita bahwa dia sudah lama tidak dapat kabar dari Ramon, dan dia tidak kenal temen-temen kantornya Ramon...walau sudah 3 bulan jalan tapi kebanyakan jalan justru bareng dengan teman-teman nya Kiara.
Hi Katya, so how’s Ramon now?, aku sudah contact dia selama dia balik ke Philiphine tapi belum pernah di balas...pastinya dia lagi sibuk banget ya?”, tanya Kiara...waduh..gue jadi bingung untuk buka pembicaraan dan jelasin ke dia. Terus gue bilang, “gue sebenarnya tidak kenal Ramon juga, dan mungkin selama ini kenapa Ramon belum kasih kabar ke Kiara selama di Philiphine karena memang dia tidak bisa...dan gue denger kabar dari orang kantor gue kalau Ramon sudah meninggal saat diving, dan dia titip pesen agar gue harus nemuin Kiara, untuk kasih tau mengenai lovely19 ini”..Mata Kiara berlinang denger penjelasan gue..dia kaget banget denger penjelasan gue dan berusaha untuk mengerti kenapa selama ini belum mendapat kabar dari Ramon.

Setelah Kiara dapat menguasai emosinya, dia bilang, “thanks, lovely adalah panggilan Ramon ke aku dan angka 19 adalah tanggal jadi kami berdua...hmm lovely19...jangan-jangan password email Ramon”

Akhirnya gue dan Kiara, membuka private email dia dengan password itu dan ternyata bisa...terus Kiara lihat ada draft email yang belum sempat disend oleh Ramon...

Hampir sekitar 10 menit, gue lihat Kiara membaca draft email itu dan menangis lagi...Kiara lalu menyuruh gue membaca draft email Ramon...gue baca dengan cepat dan terharu banget...inti emailnya adalah...setelah Ramon jalan 3 bulan jalan dengan Kiara, dia berencana liburan ini untuk cerita ke orang tuanya untuk menikahi Kiara, cewe Indonesia yang dia temui saat kerja di kantor gue...dan berencana untuk mengajak orang tua nya ke Indonesia melamar Kiara...namun semua rencana ini belum dapat dilakukan karena Ramon telah tiada saat diving di Cebu Beach. Kaget banget gue baca ini....dan yang pasti hati Kiara lebih kaget dan sedih.
Hampir seminggu gue tidak dapat kabar dari Kiara setelah pertemuan di Cafe Coffee Corner, tiba-tiba dia ngajak ketemuan di tempat yang sama setelah pulang kantor. Akhirnya kita ketemuan dan dia cerita bahwa 2 hari setelah kita ketemu, dia memutuskan untuk ke Philiphine bertemu keluarga dan ke makam Ramon. Kiara bilang, mungkin dengan email Ramon ke gue ini adalah cara Ramon menyampaikan pesan yang belum sempet dia sampaikan ke Kiara. Kiara lega banget akhirnya tahu alasan Ramon tidak dapat menghubunginya dan tahu bahwa Ramon punya rencana untuk dia, namun ternyata Tuhan punya rencana lain.

Balik dari cafe setelah bertemu dengan Kiara, ternyata gue harus balik ke kantor karena Pak Michael minta tolong ini untuk ambil dokumen di meja nya....sampai di kantor ada sebuah note memo dari Pak Michael yang isi nya” Katya, congrat for your first project, this company will be your client, well done”. Note nya sih hanya selembar kertas tapi inti nya adalah dokumen yang gue siapin beberapa waku lalu untuk company dari Singapore ternyata berhasil memenangkan tender dan membeli company consumer good itu...wah senang nya.

Iseng gue simpan note memo itu di atas meja gue, dan tidak tahu kenapa...gue nyalain pc gue....ada inbox masuk di email gue.....dari Ramon ternyata....”hi Katya, thanks a lot, take care, bye”.....gue reply email ya, “finally your Kiara feel happy and hope you happy too..take care, bye”.

Sambil berjalan di koridor kantor dan gue lewat di ruang Ramon....ruangan yang sudah kosong.

Monday, January 24, 2011

Kado Pink Papa

By Sieben

Di Minggu pagi hari ulang tahunnya, Putri kaget sekali karena mendapat hadiah tak terduga dari Papa tercinta.
Selamat ulang tahun Putri, anak tersayang papa hari ini ulang tahun ya”? Papa pagi-pagi sekali sudah muncul dengan kado berupa kotak kecil yang terbungkus dengan kertas kado berwarna pink kesukaan Putri. “Terima kasih ya Pa...” sahut Putri sambil menerima kotak kado tersebut.
Hadiah apa nih Pa?” Putri, sambil mengingat-ingat lagi kado terakhir yang diterima dari Papa adalah 5 tahun lalu, itu pun hanya sebuah kaos Hardrock Manila saat Papa sedang business trip seminggu di sana. Selebihnya, setiap Putri ulang tahun pasti selalu lupa dan baru kasih ucapan selamat setelah dingetin Mama.
Papa, “Sudah, kamu buka saja dulu ya, Papa tunggu di ruang tengah”...”aneh tidak biasanya Papa pagi-pagi langsung membuat sebuah kejutan” pikir Putri. Akhirnya kado berwarna pink tersebut dibuka...tidak ada kartu ucapan sama sekali dan yang ada hanya 2 buah kunci. “hmm....yang satu sih sepertinya kunci mobil...tapi yang satu nya lagi kok mirip kunci rumah ya”? Putri berguman. “Jangan-jangan Papa lagi menyiapkan kamar baru...tapi kamar baru dimana ya? pikir Putri lagi.

Akhirnya karena penasaran Putri berlari keluar kamar menuju ruang tengah...terlihat Papa dan Mama sedang duduk menonton film kesukaan Mama di HBO. Putri, “Papa, makasi ya kado nya, ada 2 kunci...boleh tau ini kunci-kunci apa ya Pa?” Papa langsung mengajak Putri menuju ke garasi, diiringi Mama dari belakang.

Sesampainya di garasi, Putri melihat sebuah mobil sedan keluar terbaru dari salah satu produsen mobil Eropa berwarna merah metalik....”wow...papa, ini kado untuk Putri”? tanya Putri. Papa, “iya dong ini untuk Putri yang selama ini selalu dapat nilai bagus di kampus” “terus..kunci satu nya lagi itu kunci apa” tanya Putri dengan cepat. “ok, kalau kamu mau tau itu kunci apa, ayo sekarang mandi dan siap-siap kita berangkat sama Mama”, jawab Papa.

Sambil melihat Papa dan Mama yang duduk didepan, Putri masih berpikir, “Kok Papa mengarahkan kendaraannya ke arah Kampus Putri di jalan KH Mansyur”. “Papa mau ke Kampus Putri ya Pa”?, tanya Putri. Papa hanya tersenyum dikuti oleh Mama.

Aneh banget nih Papa, kenapa jadi main rahasia-rahasia begini ya?”, pikir Putri. Beberapa menit kemudian akhirnya mereka sudah parkir di basement, area parkir khusus tenant apartment tersebut. Mereka bertiga langsung menuju lift dan naik ke lantai 21. Sesampainya di lantai 21, lift berhenti dan Papa langsung berjalan ke arah kamar apartment no 7.

Semakin aneh nih Papa dan Mama ku”, pikir Putri kembali. Mendadak Papa berhenti di depan apartment no 7 dan bilang, “Putri, keluarkan kunci yang tadi pagi ada di kado dan sekarang buka pintu ini”. Sambil ragu-ragu menggunakan kunci tersebut, akhirnya pintu apartment terbuka.

Putri lalu masuk menuju ke bagian dalam ruangan, dinding ruangan dicat putih dan berisikan sofa dengan nuansa merah serta terdapat 1 set TV LCD dengan sound systemnya. Terdapat partisi kaca dengan berbagai ornamen minimalis dan serasi dengan perabot lainnya. Putri lalu masuk ke kamar, terdapat ruangan yang sudah lengkap dengan perabot kombinasi warna coklat dan hitam sehingga kamar terlihat lebih luas dan nyaman.
Sambil berlari keluar, putri bertanya ke Papa, “Pa, ini apartment untuk siapa ya”?...Papa tersenyum dan menjawab, “Ya ini untuk Putri, agar Putri sekarang lebih dekat ke kampus dan tidak telat lagi....lagi pula kan bisa beristirahat apabila masih macet sebelum pulang ke rumah”. “Makasi ya Papa, love you so much”, balas Putri.


3 bulan sebelumnya

Selamat pagi pak Robert, bagaimana dengan launching kendaraannya hari ini”? tanya Andre, Manager Marketing Bapak Robert pemilik distributor automotif terkenal. “Wah sangat mengesankan, penjualan selama pameran juga jauh melebih target yang kita tentukan, kerja yang sangat bagus..well done”, jawab Bapak Robert.

Bagaimana kalau kita undang semua team dan sales promotion girl untuk merayakan pencapaian ini”?, Bapak Robert mengusulkan kepada Andre. “Ok, pak..saya akan siapkan acaranya besok malam di salah satu cafe setelah jam kantor dan mengundang seluruh team pak”, Andre menyampaikan rencananya.

Keesokan malamnya semua team dan sales promotion girl telah hadir pada dinner yang telah disiapkan. Kebetulan sekali Anggi, salah satu Team leader Sales Promotion Girl duduk bersebelahan dengan Andre dan Bapak Robert. “Perkenalkan Pak Robert, ini Anggi Team Leader Sales, yang sukses dalam penjualan di launching kemarinn tanpa Anggi pasti target tidak tercapai pak”, Andre memperkenalkan Anggi ke Bapak Robert.

Anggi mahasiswi tingkat akhir di kampus jalan KH Mansyur, merantau ke Jakarta untuk kuliah dan bekerja sambilan sebagai Sales Promotion Girl berbagai produk. Di akhir tahun kuliahnya, salah satu orang tua Anggi ditimpa musibah sehingga untuk membiayai kuliahnya, Anggi harus bekerja tambahan sehingga kuliahnya dapat selesai tepat waktu.

Awal perkenalan dengan Bapak Robert akhirnya berlanjut dan hubungan Anggi semakin dekat, saling bertukar kabar via bbm dengan Bapak Robert membuatnya semakin dekat. Sudah memasuki bulan ke 2 hubungan Anggi semakin jauh dan Anggi menginginkan kepastian dari hubungan ini dengan Pak Robert. Meskipun secara financial terpenuhi, Anggi tidak mau karena menjadi beban untuk nya. Akhirnya Pak Robet berjanji untuk menceraikan istrinya untuk bisa bersama dengan Anggi.

Memasuki bulan ke 3, janji tersebut tidak kunjung terjadi sehingga akhirnya Anggi menyampaikan bahwa dia sudah tidak bisa melanjutkan hubungan ini. “Halo Pak Robert, aku mau ketemu malam ini, bisa”? sahut Anggi diujung telepon. “Boleh, saya akan datang ke tempat kami dan saya punya surprise untuk kamu..karena sudah bulan ke 3 kita bersama”, jawab Bapak Robert.

Akhirnya mereka bertemu untuk dinner malam ini dan setelah dinner Pak Robert mengeluarkan surprise yang dijanjikannya tadi. “Ini surpise untuk kamu, dibuka ya, sambil menyerah kotak kado berwarna pink”, kata Pak Robert. “Aku tidak mau surprise, aku tidak mau kado, aku mau keputusannya..apakah kita bisa bersama?, Anggi bertanya.
Anggi, maaf kalau untuk yang satu itu saya tidak bisa...tidak bisa meninggalkan keluarga saya, saya harap kita tetap bisa bersama dengan cara ini”, jelas Pak Robert. “Maaf, aku tidak bisa apabila harus seperti ini dan aku juga tidak mau melanjutkan hubungan ini, semoga semuanya menjadi jelas dan aku tidak dapat menerima kado ini", sambil berkata Anggi pergi meninggalkan Pak Robert.
Sudah seminggu ini Pak Robert tidak dapat menghubungi Anggi, datang ke kampus untuk mengecek tidak mungkin karena Anggi satu kampus dengan Putri, anak Pak Robert. Sudah berulang kali menanyakan keberadaan Anggi ke Andre namun tidak diperoleh pula jawabannya. Akhir pupus sudah harapan Pak Robert untuk bertemu dengan Anggi kembali.
Malam setelah pulang meeting Bapak Robert akhirnya memutuskan untuk memberikan kado surprise Anggi ke Putri, anak satu-satunya yang besok hari minggu berulang tahun.

Wednesday, September 29, 2010

A Prayer Answered! A Mother's Joy!

By Meme

Yesterday when I arrived home from work, all tired. I washed my hands and went to Darlene's bedroom. She was being dressed by the maid, ready to go out. When she saw me, she pointed her little finger and peeking through the maid. I sat beside her and she crawled to me. I held her, hug her and kiss her then I gave her back to the maid as I said "Mom needs to take shower first and get ready to go to Hokky". She refused and started reaching for me again. I went out the room and she followed me, walking her small steps.

I was on my way to may room when she was walking to me, her eyes were looking at me, her hands reaching out to me and called "Ma.. mammaaa" ..... I was stunned & can not believed what I heard. My baby called me. I looked at her, tears filled my eyes (Thank you God) and I knelt down beside her, scoop her up and started kissing her. She just giggled....

It was the first time I hear her saying Mama and mean it. Usually she was just babbling mamamama, papapa, tatatata, apapapap and have not speak a word.

I was worried although everyone said it's normal, as Denzel started to speak around 8-9months old.

The night before, in my prayer before going to bed, I was telling God how I was worried and how I waited the day my baby call me "Mama". I was just pouring my heart out, without demanding anything to HIM.

And just in the morning I asked her pediatrician and the doctor said it is okay.
Coincidences?? NO, for me... It's an answer to my prayer!
God has His own way to answer our prayers. This proves that God hears our every prayer. Maybe it's us who don't realize that He has answered our prayer.

Monday, May 3, 2010

Ulang Tahun...

Renata, seorang nenek duduk termenung di sebuah café, cafe yang dahulu sering dia datangi bersama Robert mendiang suami tercinta nya. Hari ini adalah hari ulang tahun Renata ke 65 dan dia merayakan sendiri karena suami nya telah meninggal setahun lalu karena sebuah kecelakaan.

Renata memesan strawberry pancake dan segelas cappuccino hangat, dan tak lupa memesan sepotong cheese cake kesukaan Robert, meskipun dia tahu bahwa Robert sudah tiada namun dengan memesan kue kesukaan Robert seolah-olah Robert hadir menemaninya saat ini.

Sambil menikmati pancake, pandangan mata Renata menyapu seluruh ruangan café, pernak-pernik café belum mengalami perubahan, posisi meja juga masih tetap sama, alunan musik classic juga masih sama, rasanya baru seperti kemarin saja dia menikmati makan malam berdua dengan Robert.

Meja Renata malam ini merupakan meja favorit Renata dan Robert, karena terletak di sudut café, mereka dapat melihat kesibukan pelayan menghidangkan pesanan dan dapat melihat pelanggan-pelanggan yang makan di café ini.

Malam ini, meskipun suasana café sangat ramai, Renata merasa sendiri karena merayakan hari ulang tahun nya tanpa ditemani Robert.

Perlahan ke arah sisi kiri, dia melihat sepasang muda-mudi yang sangat menikmati makanan mereka dan terlihat kegembiraan raut wajah mereka, mereka selalu berpegangan tangan dan saling memandang satu sama lain, seolah-olah ini adalah waktu terakhir bertemu dan tidak mau kehilangan moment ini. Melihat kemesraan pasangan ini, Renata teringat kembali dengan Robert.

Renata mengarahkan pandangan nya ke sisi kanan café, terdapat sebuah keluarga dengan 2 anak-anak mereka yang lucu. Suaminya berprofesi sebagai seorang Pilot, terlihat dari seragam yang dipakai nya, ditemani istrinya yang mungkin seorang ibu rumah tangga. Kedua anak mereka adalah laki-laki dan perempuan. Tampaknya kedua anak kecil ini sangat senang dengan kedatangan ayah mereka yang mungkin baru selesai bertugas dan langsung mengajak mereka makan bersama. Pembicaraan keluarga ini sangat ramai didominasi oleh kedua anak mereka, pertanyaan silih berganti meluncur dari kedua anak-anak mereka yang lucu ini. Si ayah dengan sabar menjawab semua pertanyaan mereka. Melihat keakraban keluarga ini, Renata teringat dengan Robert dan 2 anak mereka yang saat ini tinggal di kota yang berbeda, dan mungkin karena kesibukan mereka berdua, mereka lupa bahwa hari ini adalah hari ulang tahun ibu mereka.

Sambil menarik napas panjang, lalu Renata mengalihkan pandangannya ke sudut kanan cafe namun dekat dengan sebuah lukisan dengan “Pemandangan Big Ben London”, terdapat seorang Ibu dengan anak wanita nya yang sedang asik menikmati pesanan merekan dan mengobrol panjang lebar. Melihat ini, Renata teringat kalau dulu sering sekali dia meluangkan waktu berbicara panjang lebar dengan anak wanita nya, namun sudah lama rasanya mereka berdua tidak berjumpa.

Sambil meminum cappuccino, Renata kembali melepaskan pandangan ke bagian dekat pintu masuk, terdapat nenek dan cucu nya, terlihat sang nenek sangat sayang sekali dengan cucu nya dan beberapa saat kemudian masuk lah seorang wanita yang ternyata adalah ibu si anak, dan akhirnya berkumpul bertiga makan bersama. Renata berguman, hmm betapa senang nya ya, apabila bisa berkumpul bersama dengan Robert pasangannya, anak-anak nya dan cucu nya saat ini sebagai keluarga besar”…

Selintas, berjalan pelayan di sisi meja Renata, dan dengan agak sedikit ragu, Renata berbicara ke pelayan tersebut, “bisakah aku memesan sebuah cake kecil dan dihiasi beberapa lilin di atas nya”? Lalu si pelayan menjawab. “tentu saja bisa dan segera akan kami antar kan”. ”maaf, apakah anda hari ini sedang berulang tahun”? Renata hanya menjawab pelan. ”iya, saya sedang berulang tahun”.

Pelayan ini lalu menghubungi manajer nya dan memberitahukan bahwa adalah satu pelanggan sedang berulang tahun dan memesan cake kecil dengan lilin di atas nya. Beberapa menit kemudian, manajer dan seluruh pelayan berjalan dari arah dapur, masuk ke dalam ruang cafe sambil menyanyikan lagu ”Happy birthday to you” dan meminta pelanggan yang lain menyanyi bersama untuk Renata. Sambil diiringi lagu Happy Birthday oleh pelanggan dan pelayan, beberapa pelayan akhirnya menyatkan meja mereka menjadi meja panjang dan semua pelanggan duduk di satu meja, mulai dari pasangan muda mudi yang mesra, keluarga pilot, ibu dan anak wanita nya dan ibu beserta dengan anak wanita nya dan cucu lucu nya. Mereka berkumpul menjadi satu dan menyanyikan lagu Happy Birthday layaknya sebuah keluarga besar yang sedang merayakan ulang tahun nenek nya.

Renata merasa sangat bahagia sekali, karena ulang tahun yang tadinya dia rayakan sendiri namun sekarang dirayakan bersama dengan semua pelanggan dan pelayan cafe ini. Sungguh ulang tahun yang berkesan.

Saat lagu Happy Birthday sudah hampir selesai dan masuk ke acara pemotongan kue dan berdoa, masuklah seorang kakek ke dalam cafe dan langsung memilih duduk di meja yang ada di pojok cafe, bekas meja Renata. Dia berguman sambil memandang kumpulan orang tersebut, ”hmmm....senang nya melihat keluarga besar yang sedang merayakan ulang tahun nenek nya ini, benar-benar keluarga yang sangat akrab, hangat dan bahagia, ....masa-masa indah saya dan keluarga saya telah berlalu dan tinggal impian”.