Sunday, January 17, 2010
Saturday, January 16, 2010
Persiapan
Tiap malam kadang gue suka kebangun karena kehausan, biasanya karena workout yang terlalu lama jadinya suka dehidrasi, jadinya gue selalu bawa stok air minum ke kamar yang lumayan banyak...tapi biasanya sih kaga keminum juga sampai pagi :p
Dulu pas kuliah kalau mau ujian dan karena belum belajar gue dan gank seloli team yang rada males pasti selalu sibuk memfotocopy semua catatan temen kita yang pinter agar siap untuk ujian besok harinya. Tepatnya sih, yang penting udah fotocopy jadinya tenang besok dalam menghadapi ujian, padahal pas malam nya gue cek, gue sama sekali kaga ngerti tulisan catetan temen gue yang pinter itu karena gue kaga ngerti cara dia mengerjakan soal-soal hitungan dengan rumus-rumus yang ada, bahkan ada tulisan yang kaga kebaca karena terlalu pinter jadi nulisnya banyak pakai singkatan atau hasil fotocopy nya kaga jelas dan suka kepotong. Tapi sesuai motto gank seloli team, yang penting udah fotocopy paling tidak kita aman di ujian besok ;o) ternyata pas ujian besok nya, yang terjadi satu gank saling bengong dan saling lirik satu sama lain karena kita kaga ngerti, mau nyontek juga kaga ngerti rumus mana yang harus dipakai he2 (kebanyakan rumus).
Ini juga sama pas gue sama gank seloli yang rame-rame beli buku cetak asli di gramed atau senen (cari harga murah meriah) agar siap ujian, tapi gimana cara baca dan belajar nya ya kalau ujian nya besok tapi buku cetak nya tebal banget, kapan waktu buat baca nya?? Abis beli buku dan sampai rumah aja udah malam...
Gue selalu sakit maag dan kadang suka telat makan, agar kaga selalu sakit maag gue selalu bawa stok makanan (oatmeal, biskuit, roti, pisang, anggur tanpa biji, coklat, dll) tapi selalu ketinggalan di mobil jadi kaga kebawa ke meja kerja, kalo ketinggalan di mobil kadang gue selalu lupa kalau bener nya stok makanan nya ada di jok belakang...yang ada tetap sakit maag deh ;p
Jadi persiapan gue yang selalu siap sedia dengan ini dan itu yang dalam pikiran gue akan membuat gue bakal aman melakukan/menjalani sesuatu ternyata belum tentu karena kadang terlalu mepet waktunya atau suka lupa. Benernya gue tau banget sih musti nya kaga boleh kaya gini he2 karena salah kan...
Jadinya persiapan tetap harus gue rencanakan dengan baik dan matang tapi tetap musti dijalanin....moga2 kaga lupa juga dengan yang udah disiapin ;o)
Friday, January 15, 2010
Belajar Memaafkan
By unknown
Suatu ketika, ada seorang guru yang meminta murid-muridnya untuk membawa satu kantung plastik bening ke sekolah. Lalu, ia meminta setiap anak untuk memasukkan beberapa kentang di dalamnya. Setiap anak, diminta untuk memasukkan sebuah kentang, untuk setiap orang yangtak mau mereka maafkan.
Mereka diminta untuk menuliskan nama orang itu, dan mencantumkan tanggal di dalamnya. Ada beberapa anak yang memiliki kantung yang ringan, walau banyak juga yang memiliki plastik kelebihan beban. Mereka diminta untuk membawa kantung bening itu siang dan malam. Kemana saja, harus mereka bawa, selama satu minggu penuh. Kantung itu, harus ada di sisi mereka kala tidur, di letakkan di meja saat belajar, dan ditenteng saat berjalan.
Lama-kelamaan kondisi kentang itu makin tak menentu. Banyak dari kentang itu yang membusuk dan mengeluarkan bau yang tak sedap. Hampir semua anak mengeluh dengan pekerjaan ini. Akhirnya, waktu satu minggu itu selesai. Dan semua anak, agaknya banyak yang memilih untuk membuangnya daripada menyimpannya terus menerus.
Pekerjaan ini, setidaknya, memberikan hikmah spiritual yang besar sekali buat anak-anak. Suka-duka saat membawa-bawa kantung yang berat, akan menjelaskan pada mereka, bahwa, membawa beban itu, sesungguhnya sangat tidak menyenangkan. Memaafkan, sebenarnya, adalah pekerjaan yang lebih mudah, daripada membawa semua beban itu kemana saja kita melangkah.
Ini adalah sebuah perumpamaan yang baik tentang harga yang harus kita bayar untuk sebuah kepahitan yang kita simpan, dan dendam yang kita genggam terus menerus. Getir, berat, dan meruapkan aroma yang tak sedap, bisa jadi, itulah nilai yang akan kita dapatkan saat memendam amarah dan kebencian.
Sering kita berpikir, memaafkan adalah hadiah bagi orang yang kita beri maaf. Namun, kita harus kembali belajar, bahwa, pemberian itu, adalah juga hadiah buat diri kita sendiri. Hadiah, untuk sebuah kebebasan. Kebebasan dari rasa tertekan, rasa dendam, rasa amarah, dan kedengkian hati.
Pilihan

Ini sangat berbeda di dunia kerja, tekanan pekerjaan, kompetisi dari rekan kerja untuk menjadi yang terbaik dan berhasil, target yang ada dari waktu ke waktu yang selalu meningkat serta perbedaan visi dan misi antar unit kerja serta kepentingan politis di dunia kerja berjalan dalam waktu yang bersamaan.
Berat menghadap ini semua, terlebih selama kuliah gue hanya mendapat ilmu berupa teori ini dan itu yang ternyata kaga sama, berbagai tekanan kadang membuat tingkat stress gue meningkat bahkan hampir mau menyerah. Gue bahkan berencana kembali ke dunia olahraga yang telah gue jalanin selama ini. Sampai suatu ketika gue ikut training pengembangan diri dari kantor dan kebetulan sekali peserta training nya berasal dari bagian yang sama yaitu dari area marketing.
Walau pun kita dari berbagai cabang yang berbeda, namun jenis pekerjaan, hambatan, tekanan, masalah yang kita alami hampir serupa dan akhirnya kita bisa saling bertukar cerita satu sama lain dimana trainer kami yang sebagai mediator nya.
Trainer kami sangat bersemangat dan memahami betul permasalahan dan tuntutan bagi kami di area marketing dan setelah kami mengikuti dan melakukan roleplay ada pesan yang menurut gue sangat bagus dan membuka sebagian besar mata dan pikiran peserta training.
Di akhir training, trainer kami ini menceritakan sebuah kisah dengan menggunakan slide presentation dan sekaligus menjelaskan isi dari slide-slide tersebut, isi slide itu adalah 3 buah gambar besar yang sering kita lihat sehari-hari yaitu : wortel telur dan kopi.
Sambil mematikan lampu kelas sehingga keadaan menjadi gelap, dia menceritakan bahwa diri kita dapat dianalogikan seperti wortel, telur dan kopi dalam menghadapi kehidupan yang sangat berat ini. Kami disuruh membayangkan masing-masing sifat dari ke 3 gambar tersebut dan setelah sudah membayangkannya, pada slide berikut terdapat gambar wortel, telur dan kopi yang dimasukan ke dalam 3 panci berbeda yang berisikan air yang sedang di panaskan.
Slide berikutnya berisikan gambar dari hasil masing-masing wortel, telur dan kopi yang berada di dalam air panas mendidih.
Penjelasan dia adalah, wortel pada gambar di awal yang terlihat sangat keras dan susah dipatahkan namun setelah melewati proses di dalam air mendidih berubah menjadi lunak. Telur yang pada awal nya berisikan cairan di bagian dalam nya, sekarang telah menjadi keras. Namun pada slide dengan gambar kopi yang telah mendidih, kopi telah melarut menjadi satu dengan air panas tersebut dan menimbulkan aroma wangi yang sangat khas.
Proses kehidupan yang keras dan berat dapat diibaratkan dengan proses mendidihnya air panas, namun kita dapat memilih, apakah kita mau menjadi wortel yang sebelumnya keras namun akhirnya lembek (melemah dan menyerah), atau mau menjadi telur yang awal nya lembek namun menjadi keras atau menjadi kopi yang dapat melebur dan dinamis dalam menghadapi setiap proses kehidupan itu sendiri dan bahkan memberikan warna yang berbeda?
Jadi dalam melalui proses kehidupan yang keras dan berat, pilihannya ada pada diri kita sendiri.
Thursday, January 14, 2010
Life

Imagine life as a game in which you are juggling some five balls in the air.
You name them - Work, Family, Health, Friends and Spirit and you're keeping all of these in the Air.
You will soon understand that work is a rubber ball. If you drop it, it will bounce back..
But the other four balls - Family, Health, Friends and Spirit - are made of glass.
If you drop one of these; they will be irrevocably scuffed, marked, nicked, damaged or even shattered. They will never be the same. You must understand that and strive for it.
“Work efficiently during office hours and leave on time. Give the required time to your family, friends & have proper rest.”
Wednesday, January 13, 2010
Pensil
By Paulo Coelho
Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat .
“Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?” Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya, “Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai.” “Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti” ujar si nenek lagi.
Mendengar jawab ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai. “Tapi nek sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya.” Ujar si cucu. Si nenek kemudian menjawab, “Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini.” “Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini.” Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil.
“Kualitas pertama, pensil mengingatkan kamu kalo kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya” .
“Kualitas kedua, dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik”.
“Kualitas ketiga, pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar”..
“Kualitas keempat, bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu”.
“Kualitas kelima, adalah sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalu-lah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan”.
Monday, January 11, 2010
Subscribe to:
Posts (Atom)