Merupakan salah satu tempat wisata di Bandung yang wajib dikunjungi. Tempat nya sangat unik, merupakan perpaduan suasana pedesaan, tempat yang teduh dengan pohon-pohon yang rimbun dan yang pasti terdapat kali kecil yang melintasi saung-saung yang ada.
Suara-suara aliran air di kali menambah suasana desa yang sangat kental dan membuat lebih betah berlama-lama di Kampung Daun ;p
Kampung Daun ini berada di sebuah lembah kecil, kawasan obyek wisata Cihideung, di belahan Utara Kota Bandung. Lokasinya yang terletak tidak jauh dari Jalan Sersan Bajuri, arah jalan menuju Lembang. Kalo ternyata masih nyasar ya tanya aja di area sana…pasti banyak penduduk yang dengan ramah akan memberitahukan arah nya…ini aja nemu tempat nya juga pakai beberapa kali nyasar ;o)
Ada beberapa jajanan pasar yang dapat dinikmati seperti dodol lipet, gulali, harum manis, serabi, dll…nah jadi berasa di desa banget kan....
Dari informasi yang diperoleh, nama Kampung Daun diambil karena di tempat ini dahulu dipenuhi daun-daun labu siam . Filosofi labu siam adalah semakin rimbun semakin merunduk. Jadi, Kampung Daun merupakan perkampungan yang low profile serta penuh kebersahajaan. Daun labu siam-pun dijadikan sebagai lambang Kampung Daun (katanya loh ;p).
Mulanya pada tahun 1999 dibangun empat buah saung dengan surabi dan poffertjes sebagai makanan yang disajikan. Seiring dengan berjalannya waktu, saung demi saung dibangun. Kini Kampung Daun memiliki 29 saung kecil, 4 saung dengan kapasitas 30-50 orang, Bumi Cai (rumah diatas air), RB (rumah besar), Curug 2AB (curug A dan curug B, dimana view-nya langsung ke arah air terjun), Balai Ageung (berupa pendopo yang berada paling atas) dengan kapasitas 200-300 orang. Balai Ageung ini punya cerita tersendiri. Joglo Bale Ageung didapat dari Solo, diperkirakan telah berumur 300 tahun. Ada 4 soko guru (tiang utama) dan disetiap tiangnya terdapat koin VOC abad 17.
Kampung Daun ini berada di sebuah lembah kecil, kawasan obyek wisata Cihideung, di belahan Utara Kota Bandung. Lokasinya yang terletak tidak jauh dari Jalan Sersan Bajuri, arah jalan menuju Lembang. Kalo ternyata masih nyasar ya tanya aja di area sana…pasti banyak penduduk yang dengan ramah akan memberitahukan arah nya…ini aja nemu tempat nya juga pakai beberapa kali nyasar ;o)
Ada beberapa jajanan pasar yang dapat dinikmati seperti dodol lipet, gulali, harum manis, serabi, dll…nah jadi berasa di desa banget kan....
Dari informasi yang diperoleh, nama Kampung Daun diambil karena di tempat ini dahulu dipenuhi daun-daun labu siam . Filosofi labu siam adalah semakin rimbun semakin merunduk. Jadi, Kampung Daun merupakan perkampungan yang low profile serta penuh kebersahajaan. Daun labu siam-pun dijadikan sebagai lambang Kampung Daun (katanya loh ;p).
Mulanya pada tahun 1999 dibangun empat buah saung dengan surabi dan poffertjes sebagai makanan yang disajikan. Seiring dengan berjalannya waktu, saung demi saung dibangun. Kini Kampung Daun memiliki 29 saung kecil, 4 saung dengan kapasitas 30-50 orang, Bumi Cai (rumah diatas air), RB (rumah besar), Curug 2AB (curug A dan curug B, dimana view-nya langsung ke arah air terjun), Balai Ageung (berupa pendopo yang berada paling atas) dengan kapasitas 200-300 orang. Balai Ageung ini punya cerita tersendiri. Joglo Bale Ageung didapat dari Solo, diperkirakan telah berumur 300 tahun. Ada 4 soko guru (tiang utama) dan disetiap tiangnya terdapat koin VOC abad 17.
Kalau travel ke Bandung...sempetin mampir ke Kampung Daun..
No comments:
Post a Comment